Selasa, 12 April 2011

BAHASA INDONESIA -TULISAN ILMIAH-

BAHASA INDONESIA
TULISAN ILMIAH














NAMA : RAYNA DALINTA

KELAS : 3EA14

NPM : 11208394





UNIVERSITAS GUNADARMA
2011

Bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah mempunyai fungsi yang sangat penting, karena bahasa merupakan media pengungkap gagasan penulis. Bahasa yang digunakan dalam tulisan ilmiah adalah bahasa Indonesia ilmiah.
Bahasa Indonesia yang digunakan didalam tulisan ilmiah ternyata tidak selalu baku dan benar, banyak kesalahan sering muncul dalam tulisan ilmiah.

Bahasa Tulis Ilmiah
Bahasa tulis ilmiah merupakan perpaduan ragam bahasa tulis dan ragam bahasa ilmiah.
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
(1) Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat,
(2) Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
(3) Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
(4) Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
Ciri Ragam Bahasa Ilmiah :
CENDEKIA, LUGAS, JELAS, FORMAL, OBYEKTIF, KONSISTEN,
BERTOLAK DARI GAGASAN, SERTA RINGKAS DAN PADAT.

Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 2
Cendekia
Bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
Contoh-1 :
Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) akan mempengaruhi serapan hara fosfor oleh tanaman inang melalui akar terutama tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan fosfor yang dimungkinkan oleh adanya hifa eksternal.
Contoh-2 :
Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada akar tanaman inang akan meningkatkan serapan hara fosfor melalui hifa eksternalnya.
Kalimat pada contoh-2 secara jelas mampu menunjukkan hubungan sebab-akibat, tetapi tidak terungkap jelas pada contoh-1.
Contoh-3 : penyimpulan, pemaparan, pembuatan, dan pembahasan.
Contoh-4 : simpulan, paparan, buatan, dan bahasan Kata pada contoh-3 menunjukkan suatu proses, sedangkan pada contoh-4 menunjukkan suatu hasil. Bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah, dapat menggunakan kedua bentuk kata pada contoh-3 dan contoh-4.
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 3
Contoh-5 :
Virus pada tanaman Tembakau karena sulit dikendalikan , maka harus dilakukan pengawasan sejak dalam pembibitan.
Contoh-6 :
Virus pada tanaman Tembakau sulit dikendalikan, maka harus dilakukan pengawasan sejak dalam pembibitan.
Contoh-9 :
Peneliti mikoriza terdiri dosen berbagai bidang ilmu.
Contoh-10 :
Peneliti mikoriza terdiri atas dosen berbagai bidang ilmu.
Lugas
Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-pahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan. Penulisan yang bernada sastra perlu dihindari.
Contoh-11 :
Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang tidak dapat dikatakan ringan sehingga kemampuan berfikirnya menjadi berada di awing-awang.
Contoh-12 :
Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang berat sehingga kemampuan berfikirnya menjadi menurun.

Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 4
Jelas
Gagasan akan mudah dipahami apabila (1) dituangkan dalam bahasa yang jelas dan (2) hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas, umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
Contoh-13 :
Struktur cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada apikal akar berbentuk bebas dan berpengaruh tidak langsung terhadap kapasitas serapan hara oleh akar, misalnya dalam kompetisi dalam memanfaatkan karbohidrat, karena cendawan pembentuk mikorisa sangat tergantung kepada kandungan karbon tanaman inang sebagai sumber energinya serta kapasitas dan mekanisme CPM dalam menyerap hara hanya akan dievaluasi dari asosiasinya dengan tanaman inang.
Contoh-14 :
Struktur Cendawan pembentuk Mikoriza (CPM) pada apical akar berbentuk bebas dan berpengaruh tidak langsung terhadap kapasitas serapan hara oleh akar, misalnya dalam kompetisi dalam memanfaatkan karbohidrat. Cendawan pembentuk mikorisa sangat tergantung kepada kandungan karbon tanaman inang sebagai sumber energinya. Kapasitas dan mekanisme CPM dalam menyerap hara hanya akan dievaluasi dari asosiasinya dengan tanaman inang.
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 5
Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.
Contoh-15 :
Kata Formal : Kata Non-formal :
Wanita Cewek
Daripada Ketimbang
Hanya Cuma
Membuat Bikin
Dipikirkan Dipikirin
Bagaimana Gimana
Matahari Mentari

Tulisan ilmiah termasuk katagori paparan yang bersifat teknis.
Contoh-16 :
Kata Ilmiah Teknis : Kata Ilmiah Populer :
Modern Maju
Alibi Alasan
Argumen Bukti
Informasi Keterangan
Sinopsis Ringkasan
Urine Air kencing

Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 6
Bentukan kata yang formal adalah bentukan kata yang lengkap dan utuh sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia.
Contoh-17 :
Bentukan Kata bernada Bentukan Kata bernada
Formal : Non-formal :
Menulis Nulis
mendengarkan Dengarkan
Mencuci Nyuci
Bagaimana Gimana
Mendapat Dapat
Tertabrak Ketabrak
Pengesahan Legalisir

Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh (1) kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat), (2) ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, (3) kebernalaran isi, dan (4) tampilan esei formal. Sebuah kalimat dalam tulisan ilmiah setidak-tidaknya memiliki subyek dan predikat.
Contoh-18 :
Apabila tanaman kekurangan unsur nitrogen, maka tanaman tersebut akan mengalami khlorosis.
Contoh-19 :
Tanaman yang kekurangan unsur nitrogen akan mengalami khlorosis.

Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 7
Obyektif
Sifat obyektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata.
Contoh-26 :
Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis kiranya disebabkan oleh kekurangan unsur nitrogen.
Contoh-27 :
Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis disebabkan oleh kekurangan unsur nitrogen.
Kata yang menunjukkan sikap ekstrem dapat memberi kesan subyektif dan emosional. Kata seperti harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti, selalu perlu dihindari. Contoh-28 bersifat subyektif dan emosional, berbeda dengan contoh-29.
Contoh-28 :
Mahasiswa baru wajib mengikuti program pengenalan program studi di fakultasnya masing-masing.
Contoh-29 :
Mahasiswa baru mengikuti program pengenalan program studi di fakultasnya masing-masing.
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III – 8

Konsisten
Unsur bahasa, tanda baca, dan istilah, sekali digunakan sesuai dengan kaidah maka untuk selanjutnya digunakan secara konsisten.
Contoh-30 :
Untuk mengatasi bahaya kelaparan pada musim kemarau 2001, masyarakat dihimbau untuk menghemat penggunaan beras dengan sistem diversifikasi pangan dan menggalakan kembali lumbung desa.
Contoh-31 :
Untuk bahaya kelaparan pada musim kemarau 2001, telah disiapkan program ketahanan pangan. Masyarakat dihimbau untuk melakukan diversifikasi pangan dan menggalakan lumbung desa.

Bertolak dari Gagasan
Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Pilihan kalimat yang lebih cocok adalah kalimat pasif, sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
Contoh-32 :
Penulis menyimpulkan bahwa hifa cendawan pembentuk mikoriza yang berasosiasi dengan akar tanaman mampu membantu tanaman untuk menyerap unsur hara fosfor dan nitrogen.

Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 9
Contoh-33 :
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa hifa cendawan pembentuk mikoriza yang berasosiasi dengan akar tanaman mampu membantu tanaman untuk menyerap unsur hara fosfor dan nitrogen. Orientasi pelaku yang bukan penulis yang tidak berorientasi pada gagasan juga perlu dihindari.
Contoh-34 :
Para dosen mengetahui dengan baik bahwa kurikulum sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di perguruan tinggi.
Contoh-35 :
Kurikulum sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan di perguruan tinggi.
Contoh-36 :
Siswono Yudo Husodo (2001) menyatakan bahwa pada tahun 2000 Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 1,3 juta ton atau senilai US$305,882,353.

Ringkas dan Padat
Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan yang terungkap sudah memadai dengan
unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah terpenuhi.

Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 10
Contoh-37 :
Tri dharma perguruan tinggi menjadi ukuran kinerja setiap sivitas akademika.
Contoh-38 :
Tri dharma perguruan tinggi sebagaimana yang tersebut pada Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Tinggi menjadi ukuran kinerja dan
prosedur standar setiap sivitas akademika. Keringkasan dan kepadatan penggunaan bahasa tulis ilmiah juga ditandai dengan tidak adanya kalimat atau paragraph yang berlebihan dalam tulisan ilmiah.
Contoh-39 :
Berdasarkan hasil analisis biji tanaman di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember bahwa biji kedelai tidak mengandung genetic modified organism (GMO). Dengan demikian, tidak menyalahi aturan tentang uji coba produk berbahan baku kedelai. Artinya, produk olahan
berbahan baku kedelai aman bagi kesehatan manusia. Isu negatif yang selama ini berkembang bahwa kedelai mengandung GMO adalah tidak benar.
Contoh-40 :
Hasil analisis biji tanaman di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember bahwa biji kedelai tidak mengandung genetic modified organism (GMO). Isu negatif yang selama ini berkembang bahwa kedelai mengandung GMO adalah tidak benar.

Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III – 11

Kesalahan Umum Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah
Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam tulisan ilmiah pada umumnya berkaitan dengan (1) kesalahan penalaran, (2) kerancuan, (3) pemborosan, (4) ketidaklengkapan kalimat, (5) kesalahan kalimat pasif, (6) kesalahan ejaan, dan
(7) kesalahan pengembangan paragraf.

Kesalahan Penalaran
Kesalahan penalaran yang umum terjadi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kesalahan penalaran intra-kalimat dan antar-kalimat.
Contoh-41 :
Kegiatan penelitian di bidang ilmu hortikultur akan meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya persatuan dan kesatuan.
Contoh-42 :
Penelitian di bidang ilmu hortikultur akan meningkatkan kreativitas mahasiswa di bidang pertanian.

Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III – 12
Kerancuan
Kerancuan terjadi karena penerapan dua kaidah atau lebih. Kerancuan dapat dipilah atas kerancuan bentukan kata dan kerancuan kalimat.
Contoh-43 :
Memperlihatkan -> dari melihatkan dan memperlihat
Memperdengarkan -> dari mendengarkan dan memperdengar
Memperdebatkan -> dari memperdebat dan mendebatkan
Memperjadikan -> dari menjadikan dan memperjadi
Memperlebarkan -> dari melebarkan dan memperlebar
Mempertinggikan -> dari mempertinggi dan meninggikan
dan lain sebagainya -> dari dan lain-lain serta dan sebagainya
Contoh-44 :
Penelitian yang dilakukan telah dibahas efektivitas Rhizobium terhadap serapan nitrogen oleh tanaman kedelai.
Contoh-45 :
Penelitian yang dilakukan membahas efektivitas Rhizobium terhadap serapan nitrogen oleh tanaman kedelai. Kerancuan kalimat juga sering terjadi pada redaksi
perujukan. Penulis sering bingung terhadap redaksi rujukan yang berpola menurut

Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 13
Contoh-46 :
Menurut Sarwanto (1999) menyatakan bahwa kenaikkan konsumsi kedelai Indonesia mencapai 9,4% per tahun, sedangkan laju kenaikkan produksi kedelai hanya 6,2% per tahun.
Contoh-47 :
Sarwanto (1999) menyatakan bahwa kenaikkan konsumsi kedelai Indonesia mencapai 9,4% per tahun, sedangkan laju kenaikkan produksi kedelai hanya 6,2% per tahun.atau Konsumsi kedelai Indonesia naik 9,4% per tahun, sedangkan laju kenaikkan produksi kedelai hanya 6,2% per tahun (Sarwanto, 1999).
Pemborosan
Pemborosan terjadi apabila terdapat unsur yang tidak berguna dalam penggunaan bahasa.


Contoh-48 :
Parameter percobaan yang digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian yang terdapat dalam penelitian yang dilakukan terdiri dari dua parameter, yaitu parameter utama dan parameter penunjang.
Contoh-49 :
Parameter percobaan dibedakan menjadi dua, yaitu parameter utama dan parameter penunjang.
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 14
Contoh-51 :
Nasoetion (1993) dalam makalahnya yang berjudul Berkata benar itu Baik, Berkata Arif itu Lebih Baik Lagi menyatakan bahwa pedoman kerja bagi dosen diantaranya adalah bekerja dengan jujur dan tidak menukangi data.
Contoh-52 :
Nasoetion (1993) menyatakan bahwa pedoman kerja bagi dosen diantaranya adalah bekerja dengan jujur dan tidak menukangi data.

Ketidaklengkapan Kalimat
Sebuah kalimat dikatakan lengkap apabila setidak-tidaknya mempunyai pokok (subyek) dan penjelas (predikat).
Contoh-53 :
Penelitian yang dilakukan menghasilkan teknologi baru tentang sistem pertanian organik.
Contoh-54 :
Nitrogen pada pupuk urea yang dipergunakan untuk memupuk tanaman Jagung di sawah dan pada pupuk organik bokhasi, yang akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman juga meningkatkan populasi mikroorganisme tanah.
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 15
Kesalahan Kalimat Pasif
Kesalahan pembentukan kalimat pasif yang sering dilakukan oleh penulis karya tulis ilmiah adalah kesalahan pembentukan kalimat pasif yang berasal dari kalimat aktif intransitif.
Contoh-55 :
Berbagai kesalahan departemen teknis dalam kuartal pertama tahun 2001 berhasil diungkap melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan.
Pertanyaan yang dapat diajukan adalah siapa yang berhasil ?
Benarkah yang berhasil adalah berbagai kesalahan departemen teknis ?

Contoh-56 :
Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan berhasil mengungkap berbagai kesalahan departemen teknis dalam kuartal pertama tahun 2001.
Kesalahan Ejaan
Bahasa Indonesia telah mempunyai kaidah penulisan (ejaan) yang telah dibakukan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau lebih dikenal dengan istilah EYD.
Kaidah ejaan tersebut tertuang dalam buku :
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Republik Indonesia Nomor : 0543a/U/1987).
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 16
Kesalahan penulisan ejaan yang sering dilakukan oleh penulis, diantaranya :
Pemisahan kata yang tidak dapat berdiri sendiri :
Contoh-57 :
Salah : Benar :
Pasca Sarjana Pascasarjana
Pasca Panen Pascapanen
Usaha Tani Usahatani
Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah penafsiran :
Contoh-58 :
Salah Penafsiran : Benar :
Alat pandang dengar Alat pandang-dengar
Bersama anak isteri Bersama anak-isteri
Buku sejarah baru Buku sejarah-baru
Kata jadian berimbuhan gabung depan dan belakang ditulis serangkai :
Contoh-59 :
Kurang benar : Benar :
Memberi tahukan Memberitahukan
Dilipat gandakan Dilipatgandakan
Dinon-aktifkan Dinonaktifkan
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 17
Penggunaan huruf kapital pada huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa; berbeda dengan pada huruf pertama yang menunjuk tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah
Contoh-60 :
Kurang benar : Benar :
Bangsa Indonesia bangsa Indonesia
Suku Madura suku Madura
Bedakan dengan :
hari Kartini Hari Kartini
hari Raya Idhul Fitri Hari Raya Idhul Fitri
Kata hubung antar kalimat
Contoh-61 :
Kurang benar : Benar :
Oleh sebab itu kami ......... Oleh sebab itu, kami .........
Namun hal itu ........ Namun, hal itu ...........
Untuk itu saudara ........ Untuk itu, saudara ........
Penulisan lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu kata atau dua kata
Contoh-62 :
Kurang benar : Benar :
Menonton 3 kali Menonton tiga kali
Tigaratus ekor ayam 300 ekor ayam
½ bagian keuntungan Setengah bagian keuntungan
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 18
Penulisan lambang bilangan dan singkatan pada awal kalimat
Contoh-63 :
Kurang benar : Benar :
15 orang berhasil Limabelas orang berhasil
250 orang tamu Duaratus limapuluh orang tamu
Penulisan gelar kesarjanaan
Contoh-64 :
Kurang benar : Benar :
DR untuk doktor Dr. untuk gelar doktor
Dr atau untuk profesi dokter dr. untuk profesi dokter
SE untuk sarjana ekonomi S.E. untuk sarjana ekonomi
Penulisan unsur serapan
Contoh-65 :
Bahasa asli : Kurang benar : Benar :
Analysis Analisa Analisis
Chromosome Khromosom Kromosom
Technique Tehnik Teknik
Quality Kwalitas Kualitas
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 19
Kesalahan Pengembangan Paragraf
Paragraf yang digunakan dalam tulisan ilmiah mempunyai tiga syarat, yaitu (1) kesatuan, (2) kesistematisan dan kelengkapan, dan (3) kepaduan.
Contoh-66 :
Proses pembentukan formasi bintil akar merupakan rangkaian interaksi yang komplek antara Rhizobia dan akar tanaman (1). Awalnya, tanaman mengeluarkan senyawa yang secara kemotaktis menarik bakteri ke rhizosfer dan mempersilahkan
bakteri untuk berkembang biak (2). Lektin (protein tanaman) menjadi mediator agar rhizobia dengan mudah menempel pada rambut akar (3). Akar tanaman, selama proses pembentukan bintil akar, mengeluarkan tryptophan yang akan dioksidasi oleh rhizobia menjadi IAA (4). Untuk penambatan nitrogen secara aktif, asosiasi rhizobia-tanaman memerlukan berbagai senyawa organik dan inorganik. Molibdenum (Mo) dalam jumlah kecil diperlukan dan merupakan bagian penting dari enzim nitrogenase (5).
Gagasan pokok paragraf pada contoh-66 adalah proses
pembentukan formasi bintil akar pada interaksi antara Rhizobia dan akar tanaman. Kalimat ke-5 tidak relevan dengan gagasan pokok paragraf walaupun secara sepintas mendukung gagasan pokok paragraf.
Teknik Menulis Ilmiah
R. Soedradjad/Bab III : Bahasa Indonesia dalam Tulisan Ilmiah III - 20
Contoh-68 :
Masyarakat desa, pada umumnya akan berpendapat bahwa kehidupan di desa merupakan kehidupan yang sudah tidak layak di masa sekarang (1). Justru, kehidupan masyarakat desa merupakan suatu kehidupan yang damai dan tenteram (2). Desa, sebenarnya menyimpan potensi besar yang harus dimanfaatkan
oleh masyarakat desa sendiri (3). Pendapat tersebut menyebabkan masyarakat desa yang beranggapan salah tersebut segera meninggalkan desanya dengan harapan dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik sehingga banyak orang desa malu kembali ke desanya dan bahkan rela untuk menjadi tunakarya dan tunawisma di kota (4).
Urutan kalimat dalam paragraf di atas sebaiknya (1), (4), (3) dan (2). Paragraf yang baik juga mempunyai jalinan yang erat antar-ide, dan antar-kalimat pendukungnya.
Contoh-69 :
Tanaman kedelai, sebagai tanaman indikator, nyata menunjukkan pertumbuhan yang baik setelah dipupuk nitrogen. Pemupukan dilakukan pada hari ke-30 setelah tanam, padahal pada hari ke-21 tanaman tersebut masih menunjukkan gejala
khlorosis. Hari ke-24 para petani melaksanakan anjuran untuk memupuk dengan urea. Kegiatan pemupukan yang dilaksanakan petani apabila dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, maka tidak akan merusak keseimbangan nutrisi tanah.
Penanda hubungan (tercetak miring) berfungsi untuk menjalin antar-ide dan antar-kalimat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar